Senin, 14 Januari 2013

Jurnal Ekonomi Manajemen

Chairul Tri Prabowo

Jurnal Ekonomi Manajemen 

ABSTRAK
     Makin luas, kompleks, dan ketatnya persaingan perusahaan dituntut untuk dapat melihat berbagai kesempatan yang ada dan mencari strategi untuk menciptakan kepuasan bagi konsumen. Sebagai contoh perusahaan harus mampu memberikan produk dengan mutu baik, harga terjangkau, fasilitas lengkap, serta mampu menciptakan citra positif perusahaan di mata konsumen. Strategi tersebut merupakan cara yang cukup penting dalam menghadapi tingkat persaingan yang kompetitif dengan perusahaan pesaing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis baik secara serempak atau bersama- sama maupun secara parsial pengaruh positif fasilitas, harga dan citra perusahaan terhadap kepuasan konsumen, serta menganalisis variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan konsumen Tmbookstore Depok.
   Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sebanyak 100 responden dipilih dari pengunjung Tmbookstore secara accidental sampling. Data dianalisis dengan alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas, harga, dan citra perusahaan secara bersama-sama memengaruhi kepuasan konsumen Tmbookstore. Secara parsial hanya dua dari tiga variabel yang memengaruhi kepuasan konsumen Tmbookstore yaitu harga dan citra perusahaan. Citra perusahaan mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan konsumen Tmbookstore. 

Pengertian Perilaku Konsumen
  Menurut Simamora (2002), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mrngkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Menurut Kotler (2005), perilaku konsumen adalah sebuah proses teratur dimana individu-individu berintegrasi dengan lingkungannya untuk tujuan mengambil keputusan di pasar tentang barang-barang atau jasa. 

Pengertian Jasa
   Pengertian jasa menurut Rangkuti (2002) adalah “Pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain”. Pada umumnya jasa dkonsumsi dan diproduksi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Menurut Kotler (2004), yang mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. 

Kualitas Jasa
    Dalam memberikan pelayanan berkualitas sebagai usaha untuk mencapai kepuasan bagi konsumen, perusahaan dapat berpedoman pada dimensi kualitas jasa. Menurut Kotler (1994), terdapat 5 determinan kualitas jasa. Kelima determinan tersebut antara lain kehandalan, yang diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Determinan selanjutnya adalah keresponsifan, yang dimaksud dengan keresponsifan adalah keinginan pihak perusahaan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat dan tanggap. Setelah keresponsifan determinan yang harus dipenuhi adalah keyakinan, dalam hal ini pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. 
   Determinan kualitas jasa berikutnya adalah empati dan berwujud, empati yang dimaksud adalah rasa untuk peduli serta memberikan perhatian pribadi kepada konsumen, sedangkan berwujud maksudnya adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, karyawan dan media komunikasi. dirasakan sesuai dengan harapan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan dan jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal. 

Pengertian Harga
   Bagaimana konsumen memandang harga tertentu baik tinggi, rendah maupun wajar mempunyai pengaruh yang kuat terhadap maksud membeli dan kepuasan. Sebagai contoh dalam hal persepsi kewajaran harga dimana pada umumnya konsumen memberikan perhatian pada harga yang dibayar oleh konsumen lain. Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan terdapat dampak dari persepsi harga
konsumen yang ditimbulkan oleh tiga tipe harga acuan antara lain harga rendah dan wajar, tinggi dan wajar, yang terakhir tinggi dan tidak wajar. Harga-harga rendah dan wajar berada dalam rentang harga pasar yang dapat diterima, harga tinggi dan wajar berada dekat batas-batas luar rentang harga tetapi tidak melewati bidang yang dapat dipercaya. Sedangkan harga tinggi dan tidak wajar berada jauh di atas batas-batas rentang harga pasar yang dapat diterima konsumen. Hal tersebut menandakan bahwa konsumen akan lebih memilih tipe harga yang rendah dan wajar sebelum membeli suatu produk ataujasa. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jasa
   Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga jasa diantaranya adalah elastisitas permintaan, membantu para manajer jasa memahami hubungan antara harga dan permintaan dan variasi permintaan pada berbagai tingkat penetapan harga. Faktor kedua yaitu struktur biaya, membantu para manajer jasa memahami biaya penyedian jasa dan variasi biaya ini sepanjang waktu dan berdasarkan tingkat permintaan. Kemudian faktor yang ketiga ialah persaingan, pemahaman mengenai biaya pesaing bisa membantu manajer jasa melakukan penilaian atas kapasitas pesaing untuk mengubah struktur penetapan harga. Keempat, positioning dari jasa yang ditawarkan. Kelima, sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Faktor keenam, siklus hidup jasa, mencakup tingkat profitabilitas yang diinginkan untuk memastikan kelangsungan hidup. Ketujuh, sumber daya yang digunakan dan faktor terakhir adalah kondisi ekonomi. 

Pengertian Citra
   Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi (Steinmetz dalam Siswanto Sutojo, 2004). Bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting. Contoh keputusan tersebut adalah membeli barabg atau jasa yang dihasilkan perusahaan (konsumen), berlangganan (pelanggan) dan merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain.  

Proses Terbentuknya Citra Perusahaan
   Citra perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Oleh karena itu secara berkala perusahaan harus mensurvey konsumen untuk mengetahui citra yang tertanam dipikiran masing-masing konsumen. Menurut Hawkin dkk. (2000), proses terbentuk citra perusahaan berlangsung pada beberapa tahapan. Pertama, objek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua, memperlihatkan upaya tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian objek mencoba memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan pada objek yang kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku objek sasaran, dengan kata lain konsumen, dalam hubungannya dengan perusahaan. 

Pengertian Kepuasan Konsumen
   Kepuasan menurut Kotler dan Keller (2006) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah perbandingan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan konsumen merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka
keberhasilan suatu bisnis. Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memuaskan konumen. Banyak ragam pengungkapannya, karena kepuasan itu adalah sesuatu yang abstrak dan sulit diukur. Setiap orang mempunyai penilaian tersendiri tentang kepuasan yang diinginkan, maka keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kepuasan yang dapat diberikan kepada konsumen. Menurut Kottler (2002), perusahaan yang mampu mengatasi keluhan para konsumen secara efektif adalah perusahaan yang mengembangkan program pelatihan dan kriteria penerimaan karyawan dengan memperhitungkan peran perbaikan pelayanan karyawan, mengembangkan pedoman perbaikan pelayanan yang berfokus pada pencapaian perlakuan yang memadai dan kepuasan pelanggan, membongkar semua 

METODE PENELITIAN
   Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil kuesioner yang disebarkan kepada para pengunjung Tmbookstore. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari Sabtu tanggal 11 Juli 2009 dan berakhir pada hari Minggu tanggal 19 Juli 2009. Variabel yang diteliti oleh penulis dibedakan menjadi dua. Variabel pertama disebut variabel bebas yang terdiri atas variabel fasilitas, harga serta citra perusahaan. Sedangkan variabel yang kedua disebut variabel terikat yaitu tingkat kepuasan konsumen
Tmbookstore.
Teknik Analisis Data

1.Skala Likert
R.S Likert (1932) mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala mewakili suatu countinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri dengan angka rendah menggambarkan suatu jawaban yang negatif sedangkan ujung kanan dengan angka besar menggambarkan suatu jawaban yang positif. Format tipe Likert dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa atau produk.
Kebaikan penggunaan format tipe Likert dibandingkan dengan format check list yang hanya memberikan jawaban (ya) atau (tidak), adalah bahwa tipe Likert mencerminkan keragaman nilai sebagai akibat penggunaan skala yang dalam penelitian berkisar antara 1 sampai dengan 5. Dengan dimensi mutu yang tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan responden mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalamjasa yang diterima lebih mendekati kenyataan yang sebenarnya.

2.Analisis Validitas
Validitas menunjukkan tingkat atau derajat yang digunakan sebagai bukti untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dari nilai yang diturunkan dari ukuran atau tingkat dimana skala mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Suatu data dikatakan valid apabila nilai Correced Item lebih besar dari nilai r tabel dengan df = n – 2.

3.Analisis Reliabilitas
Kehandalan atau reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan. Dalam memperkirakan kehandalan dari variabel yang diteliti peneliti menggunakan metode Cronbach’s Alpha (Cronbach, 1951). Perhitungan perkiraan Cronbrach’c Alpha biasanya dikerjakan dengan bantuan SPSS yang memang dirancang untuk dapat menghitung perkiraan kehandalan. Suatu variabel dikatakan handal jika nilai dari Cronbach’s Alpha > 0,6.

4.Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah bagian dari pengujian asosiatif yang bertujuan mencari kekuatan, signifikansi, dan arah hubungan antara dua variabel. Arah hubungan yang akan diuji dengan analisis korelasi dapat dikategorikan menurut tiga pola arah hubungan. 

5.Analisis Regresi
Analisis regresi adalah salah satu jenis analisis parametrik yang dapat memberikan dasar untuk memprediksi serta menganalisis varian. Beberapa tujuan dari dilakukannya analisis regresi antara lain untuk menentukan persamaan garis regresi berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi yang dihasilkan, mencari korelasi bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui uji F. Untuk mencari korelasi secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan menguji signifikasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui uji. 

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui berapa pertanyaan yang valid dan reliabel dengan cara melakukan survey terhadap 100 responden. Hasil perhitungan validitas dan realibilitas Item-item pertanyaan kuesioner adalah sebagai berikut:


Tabel 4 Operasionalisasi Variabel Fasilitas, Harga, Citra Perusahaan, dan
Kepuasan Konsumen


setiap variabel dinyatakan valid karena bernilai positif (+) dan bernilai lebih besar dari 0,194 (r tabel) engan df = n – 2 atau df = 43. Nilai Cronbach’s Alpha tiap variabel lebih besar dari 0.6, yaitu berkisar antara 0.814 sampai dengan 0.914, sehingga keempat variabel tersebut dinyatakan reliabel.

Analisis Regresi
Setelah melalui tahapan analisis korelasi ketiga varibael independen terhadap variabel dependen, selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil dari analisis regresi tersebut.

Tabel 9 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

Sumber : Lampiran 3. hasil keluaran SPSS
Tabel 10 Model Summary Fasilitas, Harga, dan Citra Perusahaan terhadap
Kepuasan Konsumen
Model Summary

Sumber : Lampiran 3. hasil keluaran SPSS
Tabel 11 Anova Fasilitas, Harga, dan Citra Perusahaan terhadap Kepuasan
Konsumen


a. Predictors: (Constant), Citra, Harga, Fasilitas
b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Lampiran 3. hasil keluaran SPSS


Sumber :
repository.gunadarma.ac.id/.../1/11205529.pdf 
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1300/1/11205529.pdf
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Part 2. Network Engineer - Konfigurasi dasar Switch

Yuk mari kita belajar konfigurasikan switch secara sederhana duloe, sudah siap belom. materi apa saja yang nantinya akan dipelajari : 1...

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Profile

Foto saya
Indonesia
Mahasiswa yang sedang belajar dan ingin belajar.

Pengikut