Chairul Tri Prabowo
5. Disclosure
5. Disclosure
Kata Disclosure memiliki arti tidak
menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, Disclosure
berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data
tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, maka
tujuan dari pengungkapan (Disclosure) tersebut tidak akan tercapai.Apabila dikaitkan dengan laporan
keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan
informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha.
Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas, lengkap dan dapat
menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh
terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Tiga konsep pengungkapan yang
umumnya diusulkan adalah sebagai berikut :
1 a. Pengungkapan yang cukup (Adequate)
Disclosure yang minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar
keuangan menjadi tidak menyesatkan.
2 b.Wajar (Fair Disclosure)
Tersirat tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang
sama kepada semua pihak yang merupakan pembaca potensi pembaca potensial dari
laporan keungan.
3 c. Lengkap (Full)
Berarti penyajian semua informasi yang relevan. Bagi
beberapa pihak Full Disclosure berarti penyajian informasi secara berlebih-lebihan
dan karenanya tidak tepat. Informasi yang berlebih-lebihan adalah berbahaya
karena penyajian informasi dengan detail terlalu banyak justru akan
menyembunyikan informasi yang penting dan membuat laporan keuangan menjadi
sukar diinterpretasikan. Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas
adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).
Dalam Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 1, dinyatakan bahwa laporan keuangan
harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,
kreditur, dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan
keputusan lain yang sejenis yang rasional. Informasi tersebut harus dapat
dipahami oleh mereka yang mempunyai wawasan bisnis dan ekonomi. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan agar dapat dipahami dan tidak menjadikan salah
intepretasi, maka penyajian laporan keuangan harus disertai dengan disclosure
yang cukup (adequate disclosure) artinya informasi yang disajikan tidak
berlebihan namun juga tidak kurang sehingga tidak menyesatkan orang yang
membacanya.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (Mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela ( Voluntary disclosure ).
Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (Mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela ( Voluntary disclosure ).
Pengungkapan
wajib merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam
hal ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Sedangkan
pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang melebihi dari yang diwajibkan. Disclosure dalam laporan tahunan merupakan
sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi
sangat tergantung dari mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan
tahunan.
Pengungkapan
laporan tahunan masing-masing berbeda. Perbedaan ini terjadi karena
karakteristik dan filosofi manajemen masing-masing perusahaan juga berbeda.
Selain digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan disclosure dalam laporan
tahunan juga digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
Salah satu
cara untuk mengukur kualitas pengungkapan yang digunakan dalam
penelitian-penelitian sebelumnya adalah berdasarkan daftar item pengungkapan
yang terdapat dalam laporan tahunan. Pengukuran kualitas pengungkapan tersebut
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu memberi bobot kepada setiap item dan
tanpa memberi bobot pada item pengungkapan tersebut. Pengukuran kualitas
pengungkapan tanpa pembobotan telah dilakukan oleh beberapa peneliti misalnya
Subiyantoro (1997), dan Suripto (1998). Pengukuran kualitas pengungkapan yang
dilakukan dengan pemberian bobot pada setiap item akan didasarkan pada hasil
wawancara atau kuesioner yang ditujukan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dengan laporan tahunan. Cara pengukuran kualitas pengungkapan
dengan pembobotan tersebut telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya,
misalnya, Botosan (1997), dan Shanghvi dan Desai (1971) dalam Gunawan dan
Susanto (2004),. Beberapa penelitian mengenai pengungkapan menggunakan indeks
pengungkapan (disclosure index) sebagai indikator empiris tingkat pengungkapan.
Indeks pengungkapan merupakan rasio antara jumlah elemen informasi yang
dipenuhi dengan jumlah elemen informasi yang diharapkan.
Suatu studi
empiris membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan sebenarnya enggan untuk
memperluas pengungkapan laporan keuangan tanpa tekanan dari profesi akuntansi
atau pemerintah. Akan tetapi, pengungkapan merupakan hal yang vital bagi
pengambilan keputusan optimal para investor dan untuk pasar modal yang stabil.
Pengungkapan informasi yang relevan cenderung untuk mencegah kejutan yang
mungkin dapat mengubah secara total masa depan perusahaan. Hal itu juga
cenderung memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada para investor terhadap
informasi keuangan yang disediakan bagi mereka (Hendriksen, 1997).
Alat analisis terakhir digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan yang dibahas dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Regresi dalam pengertian modern adalah studi bagaimana variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang diketahui (Widarjono, 2005). Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis, karena dalam analisis regresi dapat menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang menunjukkan hubungan satu arah, yaitu pengaruh variabel-variabel yang mempengaruhi pengungkapan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya pinjaman (Cost of Debt), Biaya ekuitas (Cost of Equity), Prosentase kepemilikan manajerial (Manajerial Ownership), Laba, Prosentase perubahan laba, dan Shareholders’Equity. Sedangkan untuk variabel dependennya adalah tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan karena disclosure merupakan sarana pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik yang signifikan.
Alat analisis terakhir digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan yang dibahas dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Regresi dalam pengertian modern adalah studi bagaimana variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang diketahui (Widarjono, 2005). Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis, karena dalam analisis regresi dapat menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang menunjukkan hubungan satu arah, yaitu pengaruh variabel-variabel yang mempengaruhi pengungkapan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya pinjaman (Cost of Debt), Biaya ekuitas (Cost of Equity), Prosentase kepemilikan manajerial (Manajerial Ownership), Laba, Prosentase perubahan laba, dan Shareholders’Equity. Sedangkan untuk variabel dependennya adalah tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan karena disclosure merupakan sarana pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik yang signifikan.
6. Konvergensi Akuntansi
Konvergensi;
pengertian harfiahnya adalah dua benda atau lebih bertemu/bersatu di suatu
titik; pemusatan pandangan mata ke suatu tempat yang amat dekat. Konvergensi
berasal dari bahasa Inggris yaitu Convergence. Kata konvergensi merujuk pada
dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (Arismunandar,
2006: 1) . Konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu
fisika khususnya tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut
yang kemudian dikumpulkan atau dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu
titik. Penggabungan berkas-berkas cahaya tersebut adalah peritiwa konvergensi.
Istilah konvergensi
ini bisa dipadukan dengan kata-kata lainnya, misalnya dalam konteks ini adalah
IFRS. Sehingga, konvergensi ke IFRS berarti penggabungan atau pengintegrasian
Standar, Interpretasi & Kerangka Kerja dlm rangka Penyusunan &
Penyajian Laporan Keuangan yang diadopsi dari IFRS yang ada untuk
digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara
umum juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan Akuntansi yang ada
diindonesia.
Alasan perlunya
konvergensi ke IFRS
Setelah kita
mengetahui tentang kata IFRS dan Konvergensi maka kita bisa mendapatkan jawaban
apa alas an perlunya konvergensi ke IFRS, mungkin salah satu alasannya IFRS
memiliki keunggulan yang cocok bila dikonvergensi di Indonesia, Pengertian
konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah
penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat
yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus
mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRSs
sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial
Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan
rule base.
Tujuan akhir dari
konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya modifikasi
sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi IFRS itu
sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah dilakukan
di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption.Sistem kepengurusan
perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan dewan komisaris (dual
board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan peristiwa setelah tanggal
neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Indonesia
melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) sedang melakukan proses konvergensi IFRS dengan target penyelesaian tahun
2012. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base.
Indonesia akan
mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan untuk
konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big
bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan
tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada
gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan
oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Sasaran Konvergensi
IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS
versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012, Konvergensi IFRS di
Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari
konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi
global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan
laporan keuangan.
7. Translasi Mata Uang
Translasi adalah proses pelaporan informasi keuangan dari
satu mata uang ke mata uang asing lainnya untuk mempersiapkan laporan keuangan
gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai
operasional perusahaan secara global.
Convenience Translation adalah perusahaan membuat daftar
saham perusahaan pada translasi saham asing dengan maksud untuk memiliki usaha
asing atau gabungan atau ingin mengomunikasikan hasil operasional dan seluruh
laporan keuangan kepada pemegang saham asing. Masalah translasi adalah nilai tukar tidak pernah stabil,
fluktuasi mata uang meningkatkan nilai tukar mata uang asing yang dapat
digunakan pada proses translasi mata uang asing serta menciptakan keuntungan
dan kerugian atas translasi mata uang asing.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG
ASING
Kurs yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik :
1. Kurs saat ini => kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan
2. Kurs historis => kurs yang berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan
Kurs yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik :
1. Kurs saat ini => kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan
2. Kurs historis => kurs yang berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan
atau saat kewajiban dengan
mata uang asing pertama muncul
3. Kurs rata-rata => rata-rata kurs historis dengan kurs saat ini
3. Kurs rata-rata => rata-rata kurs historis dengan kurs saat ini
Tipe penyesuaian transaksi :
1. Gains and losses settled transactions muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi
1. Gains and losses settled transactions muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi
awal berbeda dengan tingkat pada
pencapaian
2. Gains or losses unsettled transactions muncul saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum
2. Gains or losses unsettled transactions muncul saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum
transaksi disetujui
Cara untuk membukukan keuntungan dan kerugian transaksi :
a. Perspektif transaksi tunggal => penyesuaian nilai tukar dimasukkan sebagai penyesuaian
a. Perspektif transaksi tunggal => penyesuaian nilai tukar dimasukkan sebagai penyesuaian
terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan
bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan
kejadian tunggal
b. Perspektif transaksi ganda => mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang
b. Perspektif transaksi ganda => mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang
memberikan tambahan pendapatan (FASB No. 52)
Translasi Mata Uang Asing
a. Metode Nilai Tukar Tunggal (metode kurs saat ini)
Mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan, atau harga saat ini terhadap semua saham dan utang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
b. Metode Nilai Tukar Ganda (mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis)
.
a. Metode Nilai Tukar Tunggal (metode kurs saat ini)
Mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan, atau harga saat ini terhadap semua saham dan utang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
b. Metode Nilai Tukar Ganda (mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis)
8. Eksposur dan Akuntansi Valas
Transaksi Valas (Valuta asing) menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas yaitu aksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus diplaporkan pada laporan keuangan.
Transaksi Valas (Valuta asing) menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas yaitu aksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus diplaporkan pada laporan keuangan.
Pasar Valas dan Kurs Pasar valas
merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan
valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas
diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di
seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling
bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu
eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward market. Spot
market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan.
Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan
untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis.
Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk
penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs
sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward rate) disebut premi
(premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan kurs sekarang, dan
disebut dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari
banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi
para manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan mengmbil langkah-langkah
yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis
internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
Eksposur Valas
Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan
profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan
oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasi menjadi 3
tipe:
1. Eksposur translasi atau eksposur akuntansi Merupakan potensi
peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang
dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan
keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan utama translasi adalah untuk
menyusun laporan keuangan konsolidasian, translasi juga membantu dalam mengevaluasi
kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah angka-angka laporan
ke dalam sebuah valuta umum ( yaitu valuta perusahaan induk).
2. Eksposure
transaksi Berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual yang dinyatakan
dala valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan
tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi-transaksi berikut:
a. Membeli atau menjual barang secara kredit b. Meminjam atau meminjamkan dana
dalam valas c. Terikat kontrak untuk membeli/menjual valas pada tanggal
tertentu di masa mendatang d. Transaksi lain untuk mendapatkan asset atau utang
yang dinyatakan dalam valas.
3. Eksposur ekonomi/operasi Menaksir dampak
perubahan kurs di masa mendatang terhadap operasi perusahaan dan posisi
kompetitifnya terhadap perusahaan-perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang dapat diambil perusahaan untuk
meningkatkan atau mempertahankan nilai perusahaan tersebut terhadap perubahan
kurs yang tidak diduga. Eksposur ini bersifat subyektif karena adanya
ketidakpastian yang lebih besar dari variabel-variabel ekonomi dalam jangka
panjang.
Akuntansi Untuk Fluktuasi Kurs Perusahaan yang terlibat dalam
bisnis global menghadapi resiko terjadinya laba atau rugi dari fluktuasi kurs.
Tetapi untuk memahi hal tersebut ada manfaat untuk membedakan antara transaksi
asing dan transaksi valas karena tidak semua transaksi asing dinyatakan dalam
valas, sehingga tidak setiap transaksi asing merupakan transaksi valas. Penting
untuk dipahami bahwa terdapat perbedaan atara laba dan rugi transaksi dan laba
dan rugi translasi. Laba dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus
kas perusahaan. Dibandingkan dengan jumlah rupiah yang diterima seandainya
dibayar tunai, jumlah tersebut dapat sama besar, lebih besar atau lebih kecil.
Potensi inilah yang disebut eksposur transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap
laba dan rugi transaksi valas yaitu laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke
dalam laporan hasil usaha dan mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba
dan rugi transaksi tersebut.
Akuntansi Transaksi Valas Dalam transaksi
valas salah satu isu akuntansinya adalah bagaimana transaksi tersebut harus
dicatat dalam melaporkan valuta pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat
penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi
harus dicatat dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi( spot exchange
rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada 2 lagi isu akuntansi yang muncul,
salah satunya adalah bagaimana melaporkan penyesuaian kurs pada tanggal
pelaporan keuangan. Ada 2 pandangan mengenai apakah transaksi harus dianggap
sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah transaksi :
1 . Pendekatan
Transaksi Tunggal Pandangan yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu
transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan
pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian
esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
2. Pendekatan Transaksi Ganda Dalam pendekatan ini utang dan piutang
dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari
transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam
pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal
penyelesaian transaksi.
Akuntansi Translasi Valas Pada transaksi kredit
menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan perubahan kurs, antara kurs
pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat
mengenai hal ini: - pendapat pertama dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan
keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan pada tanggal transaksi atau
tanggal penyesuaian. - Pendapat kedua, tidak dilakukan penyesuaian, kurs tanggal
transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti halnya dengan kurs pada tanggal
transaksi adalah tidak nyata dan tidak direalisasi akan berubah menjadi kurs
nyata dan akan Ada 4 metode untuk
menstralai valas direalisasi pada tanggal penyelesaian. yaitu:
1 Metode Current Rate Pada
metode ini semua item neraca ( kecuali modal)ditranslasi pada kurs sekarang,
Sedangkan akun modal saham dan agio modal ditranslasi pada kurs historis. Pada
metode ini laba dan rugi translasi valas tidak mempengaruhi laporan hasil
usaha, serta tidak memperhatikan perbedaan sifat asset dan utang atau lama
waktu atau durasi.
2 Metode Temporal Pada metode ini, basis pengukuran
asset atau kewajiban menentukan besarnya kurs yang digunakan dalam translasi
dan Sebagian besar pendapatan dan biaya ditranslasi dengan kurs rerata perode
terkait. Metode ini dapat digunakan untuk setiap basis ukuran( kos historis,
harga pengganti sekarang atau haraga pasar sekarang).
3 Metode Current/
Non-Current Prinsip-prinsip yang mendasari adalah asset dan utang harus
ditranslasi berdasarkan saat jatuh temponya. Serta berbasis pada klasifikasi
aktifa dan utang yang sepenuhnya tidak berkaitan dengan pengaruh ekonomi dari
fluktuasi kurs terhadap aktifa dan utang.
4 Metode Moneter / Non-Moneter
Semua item moneter sperti ( kas,utang dan piutang) pada neraca sebuah
perusahaan anak diluar negeri ditranslasi pada tariff kurs sekarang, karena
metode ini berpersepsi bahwa item-item tersebut terpengaruh oleh resiko kurs.
Sebagian besar item laporan hasil usaha di translasi pada kurs rerata untuk
periode tersebut.
Sumber :
http://ungguhprasetiadi.blogspot.com/2014/03/eksposur-dan-akuntansi-valas.html
http://ramasurayuda86.blogspot.com/2010/08/disclouser.html
http://vicryblog.blogspot.com/2013/03/konvergensi-akuntansi-internasional.html
http://0wi3.wordpress.com/2012/05/17/translasi-mata-uang-asing/
0 komentar:
Posting Komentar